Popular Posts

KRISIS EKONOMI (Filipi 4:10-13)

Dalam bagian ini Paulus meng- ekspresikan rasa terima kasihnya atas bantuan yang dikirimkan jemaat Filipi selama dia berada dalam penjara (1:7, 12-13; 2:25, 30; 4:14, 18). Dalam ekspresi syukur tersebut kita dapat belajar banyak hal yang indah tentang prinsip hidup “mencukupkan diri dalam segala hal”. Walaupun Paulus tetap menganggap pemberian jemaat Filipi sebagai sesuatu yang penting dan istimewa bagi pelayanannya (4:14-18), tetapi yang paling penting sebenarnya adalah Tuhan di balik semua pemberian itu Tuhanlah yang menggerakkan hati jemaat Filipi dan mencukupi kebutuhan mereka sehingga mereka bisa memberikan bantuan kepada Paulus (4:10, 19). Tuhan pula yang menjadi rahasia kesuksesan hidup yang mencukupkan diri dalam segala situasi (4:13).

Cara memandang materi (ayat 10-11a)

Respon Paulus terhadap bantuan yang ia terima mencakup beberapa hal. Pertama, Paulus lebih melihat Tuhan sebagai sumber berkat (ayat 10a). Di bagian ini Paulus pertama-tama mengungkapkan sukacitanya yang besar di dalam Tuhan. Kedua, Paulus lebih menyoroti perhatian jemaat daripada bantuan mereka (ayat 10b). Yang disyukuri Paulus adalah pada akhirnya jemaat dapat memberikan perhatian kepadanya lagi. Perhatian inilah yang terutama disyukuri, bukan materi yang diberikan. Ada kesempatan untuk memberi atau tidak bagi Paulus bukanlah masalah. Yang penting adalah selalu ada perhatian. Ketiga, Paulus tidak mengeksploitasi kekurangannya (ayat 11a). Ungkapan Paulus “pada akhirnya” di 4:10b berpotensi untuk disalahtafsirkan, seolah-olah Paulus menyindir mereka yang sudah lama tidak memberi bantuan lagi (bahasa Jawa “tumben”). Untuk menghindari hal ini Paulus menegaskan bahwa ia mengatakan itu bukan karena kekurangan dan minta diperhatikan terus-menerus.

Rahasia di balik cara pandang yang benar (ayat 11b-12)

Mengapa Paulus bisa memiliki cara pandang yang benar seperti di atas? Rahasianya terletak pada satu kata: belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Memilki rasa cukup bukanlah sesuatu yang muncul secara lahiriah. Natur manusia yang sudah rusak oleh dosa mendorong setiap orang untuk tidak pernah puas. Kecenderungan negatif ini hanya bisa dilawan dengan disiplin rohani (belajar).

Mengingat rasa cukup ditentukan oleh kemauan kita belajar mencukupkan diri, maka rasa cukup tersebut tidak berkaitan dengan jumlah materi yang kita miliki. Baik dalam hal kelimpahan atau kekurangan, kenyang atau lapar, kita harus bisa merasa cukup (ayat 12). Yang kaya tidak sampai berkelimpahan (dengan cara belajar memberi), sedangkan yang miskin tidak sampai merasa kurang (dengan cara memiliki konsep yang benar terhadap materi).

Sumber kekuatan (ayat 13)

Belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan jelas merupakan sesuatu yang sangat sulit. Paulus menyadari hal itu, karena itu ia memberikan keyakinan bahwa perkara ini dapat kita tanggung di dalam Kristus yang selalu memberi kita kekuatan. Kristus memang tidak selalu mengubah keadaan kita yang kekurangan, tetapi ia pasti memberi kita kekuatan yang cukup untuk mencukupkan diri dalam segala keadaan.

Aplikasi

Krisis ekonomi bisa terjadi kapan saja dan kepada siapa saja. Dalam beberapa kasus, orang percaya bahkan tidak sanggup mengubah keadaan finansial mereka yang sedang buruk. Walaupun keadaan tidak berubah, namun kita diberikan janji yang indah, yaitu bahwa Tuhan akan selalu memberi kita kekuatan, sehingga kita mampu mencukupkan diri dalam segala hal.


100919_I_Yakup Tri Handoko

GKT News