Popular Posts

Maut Telah di Telan

I Korintus 15:50-58

Bagian teks ini berbicara tentang kebangkitan tubuh pada saat Kristus datang pada kali kedua.
Bagian teks ini memberi beberapa pengajaran iman tentang kebangkitan tubuh, antara lain:

Pertama:
Semua orang beriman akan menerima tubuh yang baru saat Kristus datang kali kedua.

Kedua:
Perubahan akan terjadi secara instant dan sempurna untuk semua orang beriman, baik bagi mereka yang masih hidup atau yang sudah mati pada saat Kristus datang kali kedua.

Ketiga:
Sifat tubuh baru adalah tidak dapat binasa atau kekal.

Keempat:
Kematian tubuh bukanlah hasil final dari sebuah kehidupan; kematian tubuh bukanlah pemenangnya, pemenangnya adalah kehidupan baru).

Ada pertanyaan yang bisa muncul dari bagian teks ini:

Apakah keempat hal tentang kebangkitan tubuh yang akan terjadi nanti, pada saat Kristus datang kali kedua ada kaitannya dengan kehidupan yang sementara di dunia ini sekarang?

Jawabnya: ada! Sebelum kebangkitan tubuh terjadi dengan kedatangan Kristus pada kali kedua, Tuhan sudah memulai dengan gerakan kelahiran baru atau gerakan kebangkitan rohani dari kematian. Dalam Alkitab kita dapat menemukan gerakan kelahiran baru atau gerakan kebangkitan rohani dari kematian.

Yakub adalah seorang muda yang dilahirkan dari keluarga Kristen tetapi kerohaniannya mati. Yakub dididik oleh orangtuanya dengan pengajaran iman berdasarkan kitab suci berulang ulang dan Yakubpun dibawa untuk beribadah kepada Tuhan, tetapi itu tidak membuatnya memiliki kerohanian yang hidup.

Hal itu terlihat, bagaimana ia dapat dengan mudah memperdayai Esau dengan mengajak menukar hak kesulungan Esau dengan sup kacang merah. Bersama mamanya, Yakubpun terlibat membohongi sang ayah demi berkat kesulungan Esau. Setelah melakukan yang jahat, tidak ada rasa menyesal dan datang minta ampun untuk semua kesalahan tetapi iapun melarikan diri.

Di tempat pelarian pun, Yakub masih hidup dalam kematian rohani karena iapun berbuat tidak jujur terhadap mertuanya, tidak berani bertemu Esau. Sampai akhirnya, tiba waktu Tuhan membuat Yakub dibangkitkan kerohaniannya dari kematian dengan menjumpainya di tepi Sungai Yabok.

Di tepi Sungai itu terjadi perjumpaan antara Yakub dengan Tuhan melalui pergumulan yang tidak mudah. Dan akhirnya, Yakub yang mati secara rohani mengenakan hati atau hidup yang baru, yang dilakuka Tuhan dalam waktu sekejap dan sempurna dan bersifat kekal. Nama Yakubpun diganti dengan Israel!

Saulus seorang yang sangat paham kitab suci, karena ia seorang Farisi tetapi rohaninya mati. Saulus selain sebagai seorang Farisi yang tahu kitab suci, adalah juga seorang yang memiliki jabatan luar biasa baik dalam struktur pemerintahan Romawi.

Hatinya sangat kejam, walau ia tahu apa itu kasih. Hatinya tidak berbelas kasihan, sekalipun ia tahu yang dia kejar adalah orang Kristen yang tidak melakukan kejahatan untuk dianiaya. Tidak ada seorangpun yang bisa menghidupkan kerohanian Saulus yang mati termasuk sang guru Gamaliel yang telah mengajarnya tentang kitab suci. Sampai akhirnya, tiba waktu Tuhan untuk Saulus diberikan hati dan hidup yang baru. Perjalanan ke Damsyik untuk mengejar orang Kristen, rupanya menjadi perjalanan terakhir dari kegiatan berburunya karena Tuhan menjatuhkan dia dari kudanya.

Tuhan menjadikan Saulus yang baru yang kemudian namanya berubah menjadi Paulus.
Yang terjadi terhadap Saulus sama dengan Yakub dan secara prinsip juga sama dengan proses kebangkitan tubuh:
Pertama: terjadi perubahan: hati baru-tubuh baru. Kedua: instant dan sempurna: sekejap dan lengkap. Ketiga: tidak bisa binasa: hati baru-tubuh baru. Keempat: kematian bukan pemenang: ada kehidupan yg baru.

Implikasinya bagi Kehidupan Kristen Sekarang:
Perubahan hati-hidup yang dikerjakan Tuhan tidak bisa ditiru oleh siapapun (meninggalkan yang jahat dan “mengejar” Tuhan) !
Perubahan hati-hidup yang dikerjakan Tuhan adalah instant dan sempurna!
Jatuh dalam dosa masih bisa, tetapi ia tidak akan tinggal lagi di dalam dosa.
Perubahan hati-hidup yang dikerjakan Tuhan tidak akan binasa atau sia-sia!
Perubahan hati-hidup yang dikerjakan Tuhan membuktikan, bahwa kematian bukanlah pemenangnya!
Maka berdosalah kita, jika kita tidak hidup seperti yang dikatakan dalam ayat 58!


100808_II_Hadi Sugianto Lie

GKT News