Popular Posts

Seperti Daun Muda

Amsal 11:28 “Siapa mempercayakan diri kepada kekayaannya akan jatuh; tetapi orang benar akan tumbuh seperti daun muda.”


Today’s English Version “Those who depend on their wealth will fall like the leaves of autumn, but the righteous will prosper like the leaves of summer.”

NIV (New International Version) “Whoever trusts in his riches will fall, but the righteous will thrive (tumbuh dengan subur) like a green leaf.”

Di Amsal ini dibuat perbandingan antara orang yang mengandalkan kekayaan dan mengandalkan Tuhan. Yang mengandalkan kekayaan bagai daun tua yang akan segera gugur. Di Alkitab Today’s English Version dikatakan daun di musim gugur. Di musim gugur daun-daun di pohon bewarna kuning siap untuk gugur. Yang andalkan Tuhan bagai daun muda (hijau) yang punya daya untuk tumbuh. Di Alkitab Today’s English Version dikatakan daun di musim panas. Ini bukan daun muda yg suka diincar suami yang mau buktikan dia masih kuat lho. Untuk yang mengandalkan kekayaan, misalnya Gayus Tambunan. Dia betul-betul tambun kekayaannya, walau hanya pegawai negeri. Dia pikir dengan memberikan uang suap dari kekayaannya yang sangat besar yang diperoleh dengan cara yang tidak benar, kasusnya dapat ditutup, alias bebas murni. Tetapi kenyataannya ia segera gugur, kekayaannya disita. Mungkin ada juga orang yang mengandalkan kekayaan tetapi tidak mengalami seperti Gayus, tetapi bukankah Allah itu adil? Dengan cara-Nya yang tidak kita ketahui dan pahami, Ia akan segera menggugurkan orang yang mengandalkan kekayaan. Pada umumnya orang yang punya banyak uang, cenderung menggunakan uang untuk kekuasaan, mendapatkan apa yang ia mau, walau tidak benar. Ia tidak memikirkan pertumbuhan secara rohani, yg penting hidupnya yang skr enak dan mudah, dihormati dan mendapatkan privilese. Yg andalkan Tuhan dpt tumbuh asal mau lakukan firman-Nya dgn hati yg percaya, tulus dan syukur. Ia selalu rendah hati untuk mau berubah seperti yang Tuhan mau. Keturunan orang benar akan selalu gemilang. Namun seringkali orang benar cenderung iri dengan orang yang berbuat tidak benar, karena sepertinya orang yang berbuat tidak benar enak hidupnya. Seolah-olah hidup ini tidak adil. Ia tergoda untuk melakukan yang tidak benar juga. Kalau ia mau bertahan dan tekun dalam Firman, ia akan mendapatkan berkat yang Tuhan telah sediakan baginya. Dalam Alkitab jelas contohnya. Kita bandingkan 2 raja Israel yang pertama: Saul, Ia diangkat menjadi raja yang pertama sekalipun ia menyadari bahwa dirinya tidak layak diangkat sebagai raja. Tetapi kemudian ia tidak menaati Tuhan, dengan menyelesaikan perkara memakai caranya sendiri. Tatkala menghadapi orang Filistin, Ia memimpin upacara persembahan korban sendiri tidak menantikan sampai Samuel datang (baca 1 Samuel 13). Ketika berperang melawan bangsa Amalek, ia tidak membasmi semua hewan jarahan padahal Tuhan memerintahkan untuk membasminya dan juga menyisakan raja Agag yang seharusnya dibasmi. Ketika ditegur ia selalu mempunyai alasan untuk membenarkan dirinya. Ia mengatakan rakyat sudah berserakan dan sangat takut, sehingga ia harus segera mengadakan upacara korban. Binatang-binatang yang tidak dibasmi itu akan dipersembahkan untuk Tuhan. Bayangkan Tuhan akan dia suap. Tetapi Samuel berkata Tuhan menghendaki dia mendengarkan perintah-Nya bukan persembahan korban. Dengan kata lain Tuhan menghendaki orang yang mau mendengarkan firman-Nya bukan orang yang menyuap Tuhan. Daud berkata dalam pengakuan dosanya di Mazmur 51:18-19 “Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.” Allah menyukai orang yang mau mengakui kesalahan dan meminta pengampunan, ketimbang orang yang suka berkelit membela dan membenarkan dirinya. Orang semacam ini bukanlah orang benar. Ia bukan orang yang mengandalkan Tuhan. Dia pasti tidak akan bertumbuh secara rohani, tetapi bagaikan daun tua yang akan segera gugur. Lain halnya dengan Daud. Ia selalu mengandalkan Tuhan tatkala menggembalakan domba dan harus menghadapi singa dan beruang yang menerkam dombanya (1 Samuel 17:34-36). Dalam menghadapi Goliat yang tidak seorang pun berani menghadapi, ia yakin dengan mengandalkan Tuhan ia mampu. Demikian pula dalam pelariannya ketika menghindari kejaran Saul yang hendak membunuhnya, ia selalu andalkan Tuhan, kemana ia harus menyingkir. Setelah ia menjadi raja dan jatuh dalam seksual, ketika nabi Natan menegurnya, ia tidak berkelit. Ia mengakui dosanya dan memohon pengampunan dari Tuhan. Itulah sebabnya ia dikatakan sebagai orang yang diperkenan oleh Tuhan. Ia hidup sebagai orang benar yang terus bertumbuh secara rohani. Tuhan menjanjikan kepadanya keluarga dan kerajaannya akan kokoh untuk selama-lamanya (2 Samuel 7:16). Yesus yang dilahirkan dari keturunan Daud menjadi raja yang kekal.

Jika saudara adalah orang benar, Saudara akan menunjukkan pertumbuhan secara rohani, bagaikan daun muda yang memiliki daya untuk terus tumbuh. Saudara akan suka merenungkan firman Tuhan siang dan malam. Firman Tuhan yang saudara baca di rumah, yang saudara dengar dari mimbar, selalu saudara renungkan siang dan malam, seperti kata Mazmur 1:1-6 “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,1:2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.1:3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.1:4 Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin.1:5 Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar;1:6 sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.”

Saudara mungkin terkadang jatuh dalam dosa, tetapi saudara selalu mau mengakuinya dan memperbaharui kehidupan saudara dengan pertolongan Roh Kudus. (Beri contoh konkrit dari kehidupanmu apa kamu suka mengaku dan memperbaharui kehidupanmu kalau anak/istri menegur kesalahanmu). Pada zaman sekarang kalau kita baca di koran banyak petinggi negara ini yang suka berkelit, pengakuan itu sangat mahal dan sulit. Negara ini semakin menderita rakyatnya karena sikap dan perbuatan pemimpin yang seperti itu. Hai orang Kristen, orang percaya, tunjukkan bahwa dirimu berbeda dengan orang dunia ini. Engkau adalah orang yang selalu bertumbuh secara rohani dan Tuhan selalu memberkatimu sehingga orang di sekitarmu merasakan perbedaan itu.

Pdt . Sartono Bakara . MA


100718_I_Sartono Bakara

GKT News