Popular Posts

Masuk Rebusan (Matius 5:13)

Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan ? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

Abraham Lincoln sebelum menjadi presiden AS sangat dimusuhi oleh seorang yang bernama Stanton, bisa jadi ini karena persoalan persaingan di dunia politik. Terlebih ketika Abraham Lincoln terpilih menjadi presiden AS, Stanton bertambah keras terhadap Lincoln.

Setelah Abraham Lincoln menjadi presiden ke !6, Stanton banyak melakukan manuver; banyak mengeluarkan statement yang menyerang Lincoln untuk menjatuhkannya. Sebagai orang yang berkuasa, sebenarnya Lincoln bisa membuat rekayasa untuk menangkap Stanton atau membunuh Stanton dengan tanpa jejak. Tetapi apa yang dilakukan Abraham Lincoln ?

Lincoln ternyata mengangkatnya menjadi menteri pertahanan AS; banyak orang yang bertanya pada Lincoln, “Apakah tidak salah dalam membuat keputusan?” karena mereka tahu, bahwa Stanton tidak menyukai Abraham Lincoln.

Lincoln kemudian menjawab, “Saya belajar memilih orang tidak berdasarkan rasa suka atau tidak suka tetapi karena kemampuannya, dan saya melihat Stanton adalah orang yang mampu dengan jabatan itu. “ dan bukankah dengan menjadikan dia sebagai kawan, maka kita sudah mengalahkan musuh ? Lincoln tidak salah dengan keputusannya, beberapa saat kemudian Stanton menjadi sahabat terdekat dan menjadi menteri yang setia kepada Lincoln. Sampai suatu saat Lincoln terbunuh, Stantonlah yang paling merasa kehilangan, dia merasa kehilangan sosok sahabat, guru dan saudara.

Dalam komentarnya di media masa setelah Lincoln mati, Stanton mengatakan,
“Permusuhan tidak dapat dilawan dengan permusuhan,
kebencian bukan jawaban yang tepat bagi kebencian.
Permusuhan hanya bisa dilawan dengan kasih,
sebagaimana kegelapan hanya bisa di lawan dengan terang,
dan api hanya bisa dipadamkan dengan air.”

Perhatikan bahwa dalam Ucapan Bahagia (Matius 5:1-10), ada perubahan kata pada ucapan yang terakhir dari "Berbahagialah orang yang... (10)" menjadi "Berbahagialah kamu.. (ayat 11)."

Delapan ayat pertama tidak ditujukan pada pribadi tertentu, tetapi kemudian menjadi sangat khusus ketika kata “orang” diganti “kamu” oleh Yesus. Sangat khusus, karena Yesus tahu betul, bahwa tidak semua yang mendengarkan ucapan bahagia itu akan merespon dan mengambil langkah untuk melakukan.

Sebab siapakah yang berani mengambil resiko dicela dan dianiaya serta difitnah ? tetapi Tuhan selalu menyediakan orang yang berani mengambil resiko ini, maka untuk yang berani mengambil resiko ini, Yesus berkata:
"Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat."(11)
“Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di surga,Sebab demikian juga telah dianiya nabi-nabi yang sebelum kamu”. (12)

Hanya untuk orang yang berani mengambil resiko dicela, dianiaya dan difitnah karena Yesus, yang kemudian disebut sebagai garam.
Baik atau burukkah garam itu ? Tidak mudah menjawabnya ! Misalnya saja, garam yang dipakai untuk melelehkan es yang membahayakan di jalan-jalan pada musim dingin adalah sama dengan garam yang merusakkan baja mobil. Dan, garam yang diperlukan seorang atlit untuk mencegah dehidrasi (kekurangan cairan) juga adalah garam yang sama, yang menurut para ahli dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti tekanan darah tinggi.

Seperti halnya garam, kebenaran memiliki lebih dari satu sisi. Semakin dalam kita mempelajari apa yang dikatakan Firman Tuhan tentang pokok-pokok tertentu dan kita belajar melakukannya, maka pemahaman kita tentang bagaimana menerapkan kebenaran Allah dalam kehidupan akan bertumbuh, tetapi bukan tidak ada resiko atau tidak ada harga yang harus kita bayar.

Sebagai seorang Kristen kita ad. garam dunia (Matius 5:13), namun kita juga menjadi bau kematian bagi mereka yang menolak Kristus (2 Kor 2:15-16). Tetapi Keduanya harus ada dalam pelayanan bagi Kristus ! Ketika Tuhan Yesus mengatakan, “kamu adalah garam dunia…” Tuhan Yesus tidak mencoba menjelaskan garam dengan gambaran lain, tetapi Ia mengaitkankannya dengan Ucapan Bahagia. Ucapan bahagia adalah secara tidak langsung menjelaskan kualitas garam yang asin.

Miskin dihadapan Allah (5:3)
Apakah artinya miskin di hadapan Allah? Bila kita pelajari kata ini, kita mendapatkan bahwa sebenarnya kata 'miskin' itu sendiri dalam bahasa Ibrani berarti 'kerendahan hati'. Artinya itu sendiri adalah 'kelembutan hati'. Bandingkan dgn Ams. 16:19 di mana kata Ibrani untuk 'miskin' dalam konteks itu, sangat jelas adalah 'kelembutan hati', atau 'kerendahan hati'.

Berdukacita (5:4)
Bagian firman Tuhan yang sejajar dengan ayat ini terdapat di dalam Lukas 6:21b, yaitu bagian yang kedua dari ayat tersebut, "Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa." Bagi orang-orang yang menangis sekarang, Allah akan memenuhi bibir mereka dengan gelak-tawa pada hari itu. "Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur."

Dukacita yang dimaksud disini adalah dukacita yang kudus; menangisi diri yang mudah berdosa, menangisi jiwa yang belum bertobat, menangisi pelayanan yang tidak dilakukan dengan hati yang tulus dan kerelaan untuk berkorban.

Lemah lembut (5:5)
Ada pepatah Cina mengatakan:
Jika ada kebenaran dalam hati,
maka ada keindahan dalam karakter.
Jika ada keindahan dalam karakter,
maka ada kerukunan di rumah.
Jika ada kerukunan di rumah,
maka ada ketentraman dalam negeri.
Jika ada ketentraman dalam negeri,
maka ada damai di atas bumi".
Lemah lembut dalam bagian ini dikaitkan dengan sebuah kehidupan yang dipenuhi dengan kerinduan untuk hidup sesuai dengan kebenaran Tuhan.

Lapar dan haus akan kebenaran (5:6)
Sehubungan dengan ini, ada semacam penyakit yang membuat sesorang tidak dapat makan karena mentalnya sakit. Ada sejenis penyakit yang disebut sebagai anorexia, yang menurut kata orang sering diderita oleh gadis-gadis remaja dan muda yang ingin tubuhnya langsing. Setelah beberapa saat mereka mendapati bahwa mereka sama sekali telah kehilangan nafsu makan mereka. Mereka tidak dapat makan sama sekali. Dalam kenyataannya mereka mengalami semacam kondisi khusus yaitu setiap kali melihat makanan, mereka merasa ingin muntah. Mereka merasa mual. Beberapa waktu yang lalu ada tulisan tentang seorang gadis yang menulis surat kepada kolumnis suratkabar untuk minta tolong karena ia sama sekali tidak dapat makan. Ia menjadi merana karena menurutnya ia tidak tahu bagaimana cara mengatasi reaksi refleks yaitu merasa mual setiap kali melihat makanan. Hal ini bisa mengakibatkan keadaan yang serius di mana seseorang bisa mati.

Murah hati (5:7)
adalah sikap yang tidak terbatas pada kemurahan hati dengan memberi sesuatu yang sifatnya fisik tetapi lebih pada persoalan memberi hati: pengampunan, penerimaan, penghormatan, kasih, dll

Suci hati (5:8)
Suci memiliki arti lain sempurna atau sepenuhnya; tidak berbintik, tidak bercela.
Suci hati berarti sebuah sikap yang merindukan untuk sepenuhnya bukan sebagian besar untuk tulus dan jujur dihadapan Tuhan.

Membawa damai (5:9)
adalah sikap yang tidak bisa dipisahkan dengan kebenaran; damai yang sejati adalah jika didalamnya dihadirkan kebenaran bukan kepalsuan.
Kebenaran tidak berpihak kepada siapapun, karena ia akan menilai segala sesuatu.

Dianiaya karena kebenaran (5:10)
adalah sikap yang berani membayar harga karena kebenaran.

Bagaimana jika garam tidak lagi asin? dengan apakah ia dapat diasinkan ?
Para ilmuwan mengatakan bahwa garam yang berasal dari jurang-jurang garam yang berdekatan dengan Laut Mati sangat tidak murni. Ketika berada didalam keadaan-keadaan tertentu seperti embunan, sehingga garam itu dilumerkan dari senyawa, maka apa yang tersisa sebenarnya adalah campuran kapur dan elemen lain yang sesungguhnya bukan garam itu sendiri. Tampaknya seperti garam, tetapi sudah kehilangan rasa asinnya.

Dr. Thomson dalam The Land and the Book, menceritakan kisah ini untuk mendukung pernyataan diatas: "Seorang saudagar di Sidon mempunyai pasokan garam yang di simpan di enam puluh lima rumah di daerah bergunung-gunung. Rumah-rumah ini hanya berlantai tanah dan garam yang langsung di taruh di atas tanah itu dalam beberapa tahun rusak seluruhnya. Garam ini menjadi tawar dan tidak ada gunanya, lalu mekar dan berubah menjadi tanah, tetapi bukan menjadi tanah yang subur.

Itu bukan hanya tidak baik dalam dirinya sendiri, tetapi ia sebenarnya merusak kesuburan tanah, karenanya ia dibuang ke jalan. Demikianlah garam yang telah tawar (rusak) ini menjadi pengganggu sehingga ia disapu, diambil dan dibuang ke jalan. Tidak ada tempat bagi garam yang sudah rusak, apakah di rumah, di halaman, atau di taman ia tidak akan dibiarkan di sana. Tidak ada orang yang mengizinkan garam tersebut dibuang di ladangnya, dan satu-satunya tempat baginya adalah di jalan; di situlah ia dibuang dan diinjak oleh orang."

Ternyata sangat sederhana untuk menjadi garam tidak asin, yaitu dgn mendiamkan, membiarkan, tidak menggunakannya untuk apapun. Sangat sederhana untuk menjadi garam tidak asin, yaitu dgn berdiam saja, tidak melakukan apa-apa, dan tidak menggunakan apapun yang Tuhan berikan pada kita untuk orang lain. Ada seorang anak sekitar umur 15 tahun mendapatkan mimpi; ia bisa melihat hati di dada manusia dalam bentuk seperti digambar dan berwarna merah.

Dia senang bisa melihat itu, dan lebih senang lagi ketika ia bisa melihat bentuk hatinya sendiri yang sangat bagus dan sempurna bentuknya. Anak ini mulai membanding-bandingkan bentuk dan warna hatinya dengan miliki orang lain dan ia berkelsimpulan, bahwa bentuk hatinyalah yang sempurna.

Tidak berselang lama, ia bertemu dengan seorang wanita yang agak tua dengan muka yang ditutupi kain, anak ini melihat bentuk hati wanita tua ini tidak karu-karuan, tampak lebih besar dari ukuran yang seharusnya dan terlalu banyak tambalan…

Anak ini dalam kebingungannya, memberanikan diri bertanya kepada wanita tua itu, “mengapa bentuk hati ibu seperti itu ?” Sang wanita ini dengan senang hati bercerita: Dulu, setiap ibu mencintai seseorang, ibu selalu mencongkel hati ini untuk kuberikan padanya, begitu juga saat ibu menolong seseorang selalu ada serpihan hati yang ikut terambil untuk orang-orang itu, ibu punya banyak teman dan untuk merekapun hati ibu juga harus teriris, saat ibu menikah hati ibupun tersayat-sayat dan rasanya hamper habis untuk bisa memahami, mengerti, menerima suami dan anak-anak.

Tetapi, Tuhan itu baik.Tuhan juga memberi banyak teman yang juga mau mencongkel hatinya, dan suami serta anak-anak yang mau tersayat hatinya untuk diberikan pada ibu.

Maka itulah sebabnya mengapa bentuk hati ibu walau lebih besar tapi tidak nampak sebagus bentuk hatimu, sekarang manakah yang lebih bagus menurutmu?

Anak ini terdiam, ia mulai merenungkan.
Dan akhirnya dia tahu, apa artinya bagus dan berguna.
Ketika berguna maka yang bagus sering harus rela hancur.

Karena penasaran, anak ini kemudian memberanikan diri melihat lebih dekat wanita tua itu. Betapa terkejutnya, ketika ia tahu bahwa itu adalah ibunya sendiri.

101003_I, Hadi Sugianto Lie

GKT News