Popular Posts

Semakin Berkurang

Yohanes 3:30

Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.
He must become greater; I must become less. NIV
He must become greater and greater, and I must become less and less. TLB
This is the assigned moment for him to move into the center, while I slip off to the sidelines. (from THE MESSAGE: The Bible in Contemporary Language © 2002 by Eugene H. Peterson. All rights reserved.)

Bagian ini menngungkapkan tentang kegelisahan murid Yohanes, ketika mereka melihat banyak orang mulai meninggalkan Yohanes dan berbondong-bondong mengikuti Yesus. Kegelisahan itu disampaikan kepada Yohanes dan kemudian Yohanes menanggapi dengan kalimat “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.”

Bagian ini menarik untuk diperhatikan, karena bisa timbul pertanyaan: “Apakah saat itu, Tuhan Yesus kurang besar? Sehingga perlu ditambah dengan sesuatu? Dan apakah Yohanes sudah besar? Sehingga perlu mengecilkan diri? Bagian ini, tidak berbicara tentang siapa yang kurang sehingga perlu ditambah atau siapa yang lebih sehingga perlu dikurangi. Bagian ini, berbicara tentang situasi dan keadaan yang seharusnya untuk Tuhan Yesus dan untuk Yohanes! Ketika waktu untuk Tuhan Yesus belum tiba, maka banyak orang pergi mengikuti Yohanes, tetapi ketika waktu Tuhan Yesus tiba maka semua menjadi berubah. Ketika Yohanes berkata, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” Sesungguhnya ia sedang berbicara tentang hakekat iman yang sesungguhnya!

Yohanes ingin berada pada perumpamaan Tuhan Yesus tentang iman sebesar biji sesawi yang kalau dimiliki seseorang akan dapat memindahkan gunung (Matius 17:20). Bagian ini sangat jelas mengungkapkan hakekat manjadi makin kecil itu atau hakekat iman itu…

Perhatikan Ayat 26-27: Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya."

3:27, Jawab Yohanes: "Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. Yohanes ingin mengatakan, bahwa menjadi makin kecil itu berarti memiliki hati menerima keputusan Surga! Tuhan Yesus pernah menghardik Petrus dengan ungkapan “Enyahlah engkau iblis, sebab kamu tidak memikirkan apa yang Bapa pikirkan!” Mengapa Petrus dihardik dengan kalimat yang sangat keras?

Saat itu, Tuhan Yesus sedang menceritakan apa yang menjadi keputusan Surga, bahwa diri-Nya sebentar lagi akan masuk dalam penderitaan, bahkan sampai harus disalibkan! Ketika Petrus mendengar cerita itu, baginya sulit untuk menerima, bagaimana Mesias harus disalibkan, bagaimana dengan kehidupan orang Israel, kalau sang Mesias harus disalibkan.

Ketika apa yang ada dalam hati Petrus tidak sama dengan rencana Surga, Petrus memilih untuk mengatakan pada Tuhan Yesus, bahwa rencana itu tidak boleh terjadi, rencana itu harus dibatalkan! Itulah sebabnya, Petrus harus dihardik oleh Tuhan Yesus!

Keputusan surga ada banyak di dalam Alkitab: Tentang aturan berkeluarga. Tentang aturan hadapi sakit penyakit. Tentang aturan mendapat penghasilan. Tentang aturan hubungan dengan orang lain. Tentang aturan melayani. Dan lain-lain.

Perhatikan ayat 28-29: Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.

3:29, Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.
Yohanes ingin mengatakan, bahwa menjadi makin kecil itu berarti menjaga diri untuk tidak kehilangan sukacita ketika ada sesuatu yang diambil dari hidup kita. Banyak orang Kristen tidak tahu tentang sesuatu yang patut ditangisi dan yang tidak patut untuk ditangisi. Dalam Alkitab ada seorang raja yang bernama Ahab, hidupnya berkecukupan, bahkan berkelebihan karena ia seorang raja.

Satu hari, ia sangat bersedih dan masuk kamarnya, dia telungkupkan badannya, bahkan tidak mau makan. Melihat hal itu, sang isteri bertanya, “Mengapa kamu bersedih ?” Ahab mengatakan, “Nabot tidak mau menjual tanahnya kepadaku !” Ahab sedih (kehilangan sukacita), bukan karena dosa yang telah dilakukannya atau karena kharakternya yang buruk, tetapi hanya karena tanah.

Dan kesedihan itu ternyata membawa dampak yang lebih buruk; Ahab membiarkan isterinya membunuh Nabot utk mendapatkan tanah yang dia inginkan. Ada banyak hal, yang bisa membuat hati kita sedih (kehilangan sukacita): kerja rugi, kerja sepi, isteri atau suami tidak pas, anak-anak tidak patuh, sakit penyakit, dll. Tetapi kalau itu kemudian membuat kita marah, dendam, ingin menyakiti, maka kita sedang tidak bersedia untuk menjadi makin kecil dihadapan Tuhan!

Pdt. Hadi S. Lie 2010_211110_II

GKT News